Sabtu, 15 Januari 2011

STAIN-KU SAYANG STAIN-KU MALANG


Iklam Patonaung
Aktivis LSBO Khalifah


seiring dengan usianya, STAIN Manado tidak bisa lagi dikatakan “balita” maupun “belia”. Dimulai dari perjalanan historisnya yang masih berstatus sebagai Fakultas Syari’ah cabang IAIN Alauddin Ujung Pandang (saat ini Makassar) sampai pada ststusnya yang independen dengan nama “STAIN Manado”.
Sebagai tolak ukur sebuah perkembangan peradaban keilmuan ummat Islam dengan statusnya yang mandiri, sudah seharusnya STAIN Manado yang juga sebagai lembaga pendidikan Islam semata wayang di SULUT melakukan terobosan spektakuler menepis isu yang tidak mengenakkkan didengar. Namun dengan kurun waktu yang cukup panjang dalam sejarahnya, adalah waktu yang sangat tepat bagi STAIN Manado melakukan refleksi diri serta memperbaharui tekad, orientasi, dan peran pendidikan di masa yang akan datang. Tantangan yang akan dihadapi STAIN Manado baik masa sekarang maupun yang akan datang adalah jauh berbeda dengan konteks historisnya ketika masih di bawah naungan IAIN Alauddin Ujung Pandang yang nota bene berada pada saat rezim Orde Baru berkuasa. Sebagai lembaga pendidikan Islam yang satu-satunya di SULUT STAIN Manado diharapkan tidak resisten  akan perubahan, dan selalu terbuka dengan berbagai koreksi dan saran, baik dari dalam maupun dari luar STAIN itu sendiri. Sebab semangat perubahan dan keterbukaan akan menjadi prasyarat utama bagi diminati atau tidaknya kehadiran STAIN di Manado kedepan dan seterusnya.
Dalam jedah waktu terakhir ini STAIN Manado menjadi bahan yang lagi hangat-hangatnya diperbincangkan diberbagai kalangan khususnya masyarakat Manado, entah karena keterpurukannya atau perkembangannya. Namun STAIN Manado harus mengakui adanya kritikan pedas yang diarahkan padanya atau bahkan hujatan dari berbagai pihak atas eksistensinya, yang dimulai dari persoalan Mahasiswa, Dosen dan Pegawainya, maupun persoalan manajemen birokrasinya yang menurut sebahagian orang sangat memprihatinkan. Dan konon kabarnya STAIN Manado saat ini berada pada penilaian akreditasi standar bahkan di bawah standar. Wallahu A’lam.
Namun melalui tulisan ini, penulis mencoba mengajak untuk semua pihak yang berkompeten di STAIN Manado secara sadar dan jujur mengakui beberapa kekurangannya, dan meninggalkan budaya egosentris primordial sehingga dengan hal itu kita bisa mempertahankan sikap tidak mau disalahkan atas fenomena-fenomena yang menjadi kekurangan di STAIN Manado dengan ungkapan  STAIN baik-baik saja” .
Minimal sebagai Mahasiswa yang sedang ber-elaborasi dengan komunitas STAIN Manado, penulis ingin mengemukakan tiga masalah yang dianggap penting oleh penulis dijadikan bahan kajian sekaligus bahan renungan untuk semua pihak bila kita menginginkan sebuah kemajuan di STAIN Manado.
1. Peningkatan Kualitas Mahasiswa.
Peningkatan kualitas Mahasiswa sangat erat kaitannya dengan kurikulum yang sedang diterapkan di sebuah lembaga pendidikan, untuk mencapai tujuan tersebut, bagaimanapun bentuknya, kurikulum sebuah lembaga pendidikan (selain kurikulum nasional) harus disesuaikan dengan kebutuhan objektif sosio-cultural di mana sebuah lembaga pendidikan itu berada. Karena sosio-cultural selalu berubah dari zaman ke zaman, maka seyogyanya kurikulumpun harus disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini “pasar” yang siap menampung output/alumni lembaga pendidikan tersebut. Jika hal ini tidak direspon baik dengan berbagai perubahannya, maka eksistensi sebuah lembaga pendidikan dinilai sebagai lembaga yang tidak efektif dalam penerapannya untuk menjawab tantangan zaman yang bergerak semakin cepat dan menggilas.
2. Perbaikan Struktur (Proses Kepemimpinan)
Untuk mengisi struktur yang disesuaikan dengan perkembangan zaman itu, sangat dibutuhkan tipologi pemimpin lembaga pendidikan yang mampu menjawab tantangan masa depan, visioner, dan berwawasan global. Di samping itu yang tak kalah pentingnya dari pemimpin lembaga pendidikan adalah keluasan dan keluwesan wawasan yang luas, inklusif, dan progresif. Sebuah Nas ajaran Islam menegaskan.
 “Jika sebuah urusan diberikan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”.
Untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan lembaga pendidikan dengan tipologi di atas, sangat diperlukan proses pematangan kader dosen dan serta staf pegawai birokrasi yang berkualitas secara sistematis. Selama ini umumnya diberbagai Perguruan Tinggi, kemunculan pelamar dosen maupun staf pegawai serta proses penerimaan, biasanya karena faktor genetik, ketertarikan yang dikarenakan kebutuhan sandang dan pangan (gaji) atau karena unsur kedekatan antara si pelamar dengan para pengambil kebijakan birokrasi. Penjaringan konvesional seperti ini tak jarang menumbuhkan masalah, entah karena kualitasnya yang kurang baik, atau loyalitasnya yang rendah sehingga menghadirkan konsep sekedar “menjalankan tugas” apa adanya tanpa inovasi dan improfisasi menuju profesionalisme etos kerja yang maksimal.
3. Kematangan Sistem Manajemen.
Terkadang ketika sebuah pertanyaan hinggap di telinga kita tentang mana yang seharusnya didahulukan di STAIN Manado, antara pembangunan struktur atau infrastruktur? bagi penulis sebenarnya kedua-duanya sama pentingnya, tapi masalahnya tidak ada transparansi dari pihak STAIN tentang Sistem Manajemen pengolahan, sehingga semuanya kelihatan tidak pernah jelas.
Mungkin bangunan fisik? Satu bangunan yang berada di belakang kantor dengan dana sebesar 450 juta sangat kontras dengan proses penyelesaian bangunan tersebut yang sampai saat ini hanya menyelesaikan tiang tanpa dinding dan lantai. Atau perbaikan jalan (pengaspalan) yang memiliki panjang kurang dari seratus meter dengan dana 100 juta lebih  belum sempat puas kita memakainya, sekarang telah rusak di sana-sini. Belum lagi persoalan proyek yang melalui tender atau tidak melalui tender yang dalam artian diberikan begitu saja (proyek LCD 100 juta, pengadaan meja kursi 350 Juta, dll) pada pihak kontraktor tanpa melalui tender karena tidak terlihat papan proyek yang terpampang.

Kesemuanya yang saya sebutkan di atas tentu akan mengundang asumsi atau kecurigaan masyarakat terlebih Mahasiswa yang setiap hari bersentuhan dengan kampusnya tentang ketidakberesan atau penyimpangan terhadap sistem manajemen STAIN manado, apalagi yang menjadi objek kecurigaan adalah persoalan dana, tentu akan melahirkan kecurigaan serta spekulasi yang ekstrim terhadap STAIN Manado. Dan untuk menyelesaikannya hanya dengan satu jalan yaitu keterbukaan pihak pengambil kebijakan dan yang berwenang dalam masalah ini. Sebenarnya apa susahnya transparansi / keterbukaan dana, kalau tidak ada yang harus di khawatirkan !





0 komentar :

Posting Komentar

MOHON MAAF KEPADA PARA PENGUNJUNG BLOG LSBO KHALIFAH DALAM PROSES PERBAIKAN.........